BAGIAN III
- MENGUAK CERITA
MASUKNYA INJIL DI JEMAAT GPM LABUANG
a. MASUKNYA INJIL DI DUSUN LABUANG
Desa
Labuang (Desa induk) dibangun diatas lahan yang diserakan dari Marga Waikibo (Titawael)
kepada Marga Waitemun (Nurlatu) pada tahun 1950. Karena persahabatan antara
Bapak Hariraya Titawael dengan Bapak Guling Nurlatu yang sangat akrab, dan
karena keinginan keduanya untuk hidup lebih dekat atau lebih akrab lagi, maka
terjadinya kesepakatan untuk hidup berdampingan.
Pada Bulan Juli 1950
penyerahan Lokasi/Tanah Labuang dilaksanakan dari pihak :
Ø Dari pihak Keluarga Waikibo (Titawael)
|
1. Bpk. Hariraya Titawael
2. Bpk. Alibolowael Titawael
|
Ø Dari keluarga Waitemun (Nurlatu)
|
1. Bpk. Guling Nurlatu
2. Bpk. Lauka Nurlatu
3. Bpk. Landere Nurlatu
4. Bpk. Tjonci Nurlatu
5. Bpk. Saredang Nurlatu
6. Bpk. Manufokon Latbual
7. Bpk. Kokong Tasane
8. Bpk. Fehu Tasane
|
Penyerahan Lahan/Tanah dilakukan secara Adat dengan
acara penyerahan hasil tema (Hasil
pertama kebun)oleh pihak Waitemun kepada pihak Waikibo dan sebagai
balasannya pihak Waikibo menyediakan acara makan Patita, disaat itu juga Bapak
Guling Nurlatu dikukuhkan menjadi Kepala Soa Labuang dibawah Pemerintahan
Kampung Elfule.
Dalam sejarah Pekabaran Injil tercatat Jhon Sahetapy sebagai Tokoh Penginjil
asal Pulau-Pulau Lease (Ihamahu) mengabarkan injil di Buru Selatan mulai dari
daerah Waesama sampai di Desa Waemorat, Ia bersama pengikutnya (Tim Rasul
Paulus) menghadapi tantangan yaitu penolakan Injil oleh Masyarakat Desa
Waemorat, untuk itu Bapak Jhon Sahetapy bersama pengikutnya melanjutkan perjalanan
penginjilan ke Wamsoba, setibanya di Wamsoba mereka juga mendapat penolakan
dari sebagian masyarakat. Penginjil Jhon Sahetapy dan pengikutnya melanjutkan
perjalan kembali ke daerah SIPAT (sekarang disebut Petuanan Desa Wali).
Di daerah SIPAT, mereka pun mendapat tantangan serta penolakan
dari seluruh Masyarakat setempat. Penginjil Jhon Sahetapy bersama pengikutnya
kembali lagi ke Wamsoba dan ketika kembali untuk kedua kalinya di Desa Wamsoba mereka menghadapi penolakan yang cukup berat,
dengan cara pembunuhan secara besar-besaran terhadap Pengikut Penginjil Jhon Sahetapy, dan salah satu
korban adalah Ibu dari Bapak Yeret Nurlatu.
Setelah peristiwa pembunuhan itu, Penginjil Jhon
Sahetapy dan sebagian pengikutnya melanjutkan perjalanan ke desa Labuang,
setibanya di Labuang Penginjil Jhon Sahetapy diterima oleh bapak Guling Nurlatu
(Kepala Soa).
Selanjutnya dalam Misi Penginjilan Bapak Jhon Sahetapy, Bapak Guling
Nurlatu di baptiskan dan namanya diganti menjadi Marten Luter Nurlatu. Melalui
Peristiwa Pembabtisan Pada Tahun 1950, itu pertanda injil masuk di daerah
Labuang.
Misi Penginjilan Jhon Sahetapy berhasil dengan
menjadikan Masyarakat Labuang sebagai Jemaat GPM dan menjadi pintu pekabaran injil, selanjutnya
Misi Jhon Sahetapy dilanjutkan oleh Penginjil Jhon Tupan yang mana ditugaskan
untuk mempersiapkan Pembabtisan terhadap 24 orang, yang selanjutnya akan dibaptis
oleh Pendeta Musa Lawalata (ketua klasis GPM Buru Selatan tahun 1950). [1]
b.
DAFTAR NAMA-NAMA PENGINJIL
DAN PENDETA YANG PERNAH BERTUGAS DI JEMAAT GPM LABUANG.
Penginjil dan Pendeta yang pernah bertugas di Jemaat GPM Labuang
1.
Penginjil
Jhon Sahetapy
2.
Penginjil
Pattiapon
3.
Penginjil Jhon Tupan
4.
Pengijil
Yopi Sipahelut
5.
Penginjil
Oce Lesnussa
6.
Penginjil
Huluselan
7.
Penginjil
Robert Solissa
8.
Penginjil J. Hully
9.
Pdt.
Neles Lesnussa (1994-1996)
10. Pdt. O. Ririmasse, S. Th (1996-2000)
11. Pdt. C. Teslatu (Deteser)
12. Pdt. J. S. Leitemia, S.Th (2003-2009)
13. Pdt. M. J. Timisela, S.Th (2009-2015)
14. Pdt. Ny. H. R. Lessil/S, S.Si (2015 - Saat ini)
Dengan
tuntunan dan Penyertaan Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja yang menghendaki kebangkitan
itu, maka Jemaat GPM Labuang tetap bertumbuh dan menyerukan kesejukan mata air kehidupan
sampai saat ini dan menjadi salah satu Jemaat Gereja Protestan Maluku dipusat
Kota Kabupaten Buru Selatan.
BAGIAN V
-
PEMUDA PELAJAR MENGISI MASA TRANSISI MENUJU CIKAL
BAKAL RANTING TALITAKUMI
a.
PEMUDA PELAJAR SEBAGAI SAUH
PERGERAKAN ANGKATAN MUDA GPM RANTING TALITAKUMI.
Kata Sauh adalah sebuah jangkar yang biasa
digunakan oleh kapal-kapal baik kapal pesiar, kapal penumpang, maupun kapal
barang. Jangkar ini mempunyai fungsi yang sangat penting bagi sebuah kapal
untuk berlabuh dan dapat merapat ke sebuah dermaga. Secara ukuran dibanding
ukuran kapal tersebut, ukuran sauh dapat terbilang kecil akan tetapi sangat
menentukan sebab sanggup untuk mengendalikan kapal yang besar supaya kapal
dapat tetap tegak dan tidak tergoyah oleh badai ataupun gelombang laut.
Sehingga dibalik sauh tersebut ada jaminan untuk keamanan bagi kapal itu dan
termasuk semua yang ada di dalamnya.[2]
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku sebagai
organisasi pelayanan dan organisasi kader, yang dalam pandangan warga GPM
sebagai tulang punggung gereja, memang adalah sesuatu yang merealita dalam
kehidupan bergereja, termasuk di dalamnya Jemaat GPM Labuang. Dalam konteks
membangun Angkatan Muda GPM, pada tahun 1973 melalui bapak Sander Seleky yang
pada saat itu berstatus sebagai penginjil di jemaat GPM Kase juga berkapasitas
sebagai Ketua AMGPM Cabang wilayah bagian timur Daerah Buru Selatan, dalam
kepentingan untuk menanamkan benih Angkatan Muda GPM di Jemaat Labuang, maka di
berikan mandat kepercayaan kepada Pengurus Ranting pertama, yang terdiri dari Bapak Berth Lesnussa sebagai Ketua, Alm, Bapak Poli Nurlatu sebagai
sekretaris, dan Alm, Bapak Nikolas Riry
sebagai bendahara[3].
Keadaan Ranting saat itu hanya memiliki struktur ketua, sekretaris dan
bendahara. Kegiatan yang dilakukan oleh mereka saat itu adalah tugas pekabaran
injil dengan menanamkan nilai-nilai injil dan mengenal lebih dalam tentang
sosok Yesus Kristus di wilayah Labuang dan sekitarnya. Kurang lebih
kepengurusan ini berlangsung selama 10 tahun (Sampai tahun 1983). Selanjutnya, dengan berbagai kesibukan para
pemuda dalam menunjang perkembangan pembangunan gedung gereja Jemaat PI Labuang
yang sementara dalam proses membangun saat itu berdampak hingga aktifitas dan
proses ibadah Angkatan Muda tidak berjalan secara baik sampai tahun 1989.
Tahun 1980 adalah
tahun dimana awal mula gerakan pemuda dan pelajar jemaat Labuang mengawali
pergerakannya sebagai anak - anak terpelajar yang baru kembali dari tempat
studinya di luar pulau buru, selain para pelajar adapun karyawan muda perusahan
Jayanti Group yang kebetulan beragama Kristen, dalam kesadaran yang sama
memiliki keinginan kuat untuk menjadikan kelompok ini menjadi persekutuan yang
dapat mengorganisir perkumpulan pemuda dan pelajar.
Dalam
perjalanan waktu sampai Pada tahun 1983 perkembangan pemuda mulai bertambah
banyak, membuat mereka secara sadar menyadari keberadaan potensi pemuda saat
itu, untuk membentuk perkumpulan Pemuda pelajar. bahwa kesadaran akan tanggung
jawab untuk menopang pelayanan gereja di jemaat GPM Labuang waktu itu, sama -
sama terungkap dari hati pemuda Kristen asal Ambon, Seram, Lease, dan Tenggara,
yang kebetulan waktu itu bekerja di perusahaan Jayanti Group[4].
Ini adalah peristiwa yang bukan kebetulan terjadi, tetapi dalam keyakinan
mereka adalah maksud Tuhan untuk menjadikan mereka menjadi satu dalam
persekutuan yang beribadah. Akhirnya, timbul pemikiran untuk membentuk
persekutuan yang dinamakan pergerakan pemuda pelajar dengan maksud mengumpulkan
semua pelajar dan pemuda Kristen di jemaat PI Labuang untuk memuji Tuhan dalam
ibadah dan kegiatan pemuda, kegiatan ibadah pemuda pelajar di tetapkan dilakukan
setiap minggu sore setelah ibadah minggu pagi.
Aktifitas
pergerakan pemuda dan pelajar jemaat Labuang, dalam pergumulan pergerakannya
menunjukan eksistensinya sampai pada tahun 1988. Berikut ini adalah nama - nama
perkumpulan pergerakan pemuda pelajar Jemaat Labuang.
·
Bung. Yopi Lethulur
·
Bung. Edy Solissa
·
Bung. Kone Hully
·
Bung Max Lesnussa
·
Bung Yerry Lesnussa
·
Usi. Poppy Lesnussa
·
Usi. Nel Lesnussa
·
Bung. Dang Lesnussa
·
Bung. Hendek Lesnussa
·
Bung. Nus Hully
·
Usi. Yohana Lesnussa
·
Bung. Ateng Yermias
·
Usi. Yana Hully
·
Bung. Edy Hendriksz
Serta Pengarah saat itu :
·
Bpk. Yopy Tutupary
·
Bpk. Babinsa Jacobus Raba
·
Bpk. Finus Solissa
b.
ASAL MULA NAMA RANTING
TALITAKUMI
Setelah
perjalanan Angkatan Muda GPM bereksis di Labuang selama satu decade, dan
kemudian mengalami kemandekan sejak tahun 1983 hingga tahun 1989, ternyata
memberi pesan positif bagi pergerakan pemuda pelajar yang pada saat itu menjadi
perkumpulan beribadah.
Perjalanan
aktifitas pergerakan pemuda pelajar ternyata memberi kesadaran bahwa diluar
persekutuan itu ada Angkatan Muda GPM yang adalah organisasi gereja dimana di
dalamnya memiliki peran penting generasi muda Kristen, olehnya pada Tanggal 28
Maret 1989, terjadilah sebuah gagasan untuk melakukan pertemuan. Pertemuan
tersebut dilaksanakan di rumah Bapak Uchu Waumasa (sekarang rumah bapak Dedy Waumasa) sekitar jam 7 sore menjelang
malam, pertemuan itu dihadiri oleh 7 orang inisiator sebagai berikut :
1.
Bung Yopy Lethulur
2.
Bung Edy Solissa
3.
Bung Kone Hully
4.
Bung Yerry Lesnussa
5.
Usy Popy Lesnussa
6.
Bung Hendek Lesnussa
7.
Usi Nel Lesnussa
Pertemuan itu
diagendakan beberapa point penting yakni :
1. Menghidupkan kembali Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku di Jemaat GPM Labuang.
2. Memberikan nama Organisasi AMGPM Ranting Labuang.
3. Melakukan RAPAT RANTING
Dalam pertemuan itu,
muncul (2) dua nama yang di tawarkan oleh Usi Poppy Lesnussa dan Bung Yopi Lethulur yaitu :
ü TALITAKUMI artinya HAI
PEMUDA BANGKITLAH, dan
ü EBENHEAZER artinya TUHAN
MENOLONG KITA
Tabaos Nama Ranting
Lewat
percakapan dan argumentasi serta pikiran-pikiran yang berkembang bahwa Angkatan
Muda Ranting Labuang cukup lama terjadi kefakuman, maka dengan alasan konkrit tabaos usi Poppy “Ranting Labuang s’lama ini su fakum, maka katong kasi nama sesuai
akang pung arti saja ‘TALITAKUMI’ yang artinya (HAI PEMUDA BANGKITLAH)”[5],
dari peristiwa sejarah itu, Maka ditetapkannya tanggal 28 Maret sebagai Hari Jadi
Ranting Talitakumi. Dan hari minggu sore dijadikan sebagai hari ibadah bagi
angkatan Muda GPM Ranting Talitakumi.
Menjadi alasan konkrit bahwa hari-hari lainnya adalah hari kesibukan bagi
mereka yang bekerja di perusahaan.
c.
RANTING TALITAKUMI dalam PERIODE 1989 – 2000
ü RAPAT RANTING
I
Dalam kurun
waktu 28 Maret 1989 s/d tahun 2000 setelah rapat yang di lakukan untuk
mengaktifkan kembali Angkatan Muda GPM Ranting Labuang, mereka yang mengaggas
pengaktifan AMGPM,sd kemudian mempersiapkan
Proses Rapat Ranting dan pada tanggal 08 Mei tahun 1989 dilakukan Rapat
Ranting di Gereja GPM Labuang (sekarang
Gedung Gereja Baru) dan rapat ranting itu di tetapkan sebagai Rapat Ranting
I.
Pengurus Ranting
Talitakumi Periodesasi pertama tahun 1989-1992
·
Ketua
Ranting : Bung. Yopi
Lethulur
·
Sekretaris
Ranting : Bung Edy Solissa
·
Bendahara
Ranting : Usi. Nel Lesnussa
Dan selanjutnya struktur kepengurusan didalamnya
·
Bung.
Bung Kone Hully
·
Usi.
Poppy Lesnussa
·
Bung
Yerry Lesnussa
·
Bung.
Dang Lesnussa
·
Bung.
Hendek Lesnussa
·
Bung.
Nus Hully
·
Bung
Max Lesnussa
·
Usi.
Yohana Lesnussa
·
Bung
Ateng Yermias
Pada
periodesasi ini dilakukan berbagai macam kegiatan diantaranya Vocal Group
Ranting, melakukan bakti sosial di wilayah Labuang dan juga mengikuti seluruh
kegiatan Angkatan Muda yakni Konferda, MPPD, Konfercab serta menanamkan benih
injil di wilayah labuang dan sekitarnya. Semua
kegiatan itu dilakukan dengan bahu membahu serta loyalitas yang tinggi
karena menurut mereka tahun itu adalah tahun kebangkitan bagi Angkatan muda GPM
di Labuang, untuk menabur harapan agar harapan ini tidak akan hambar dan kelak
menjadi terang yang tidak akan pernah padam.
ü RAPAT RANTING
II
Setelah
menyelesaikan tugas selama dua tahun pelayanan, akhirnya Pengurus Ranting
melaksanakan rapat ranting pada tanggal 28 oktober tahun 1992, untuk mempertanggung jawabkan
pelayanan yang dilakukan dan sekaligus memilih pengurus yang baru. Rapat ranting
saat itu di warnai dinamika persidangan yang cukup alot, namun berujung sukses
dengan terpilihnya pemimpin ranting yang baru Yaitu Bung Edy Solissa sebagai
ketua ranting dan bung Kone Hully Sebagai sekretaris Periode 1992 – 1994,
beserta kepengurusannya.
·
Ketua
Ranting : Bung Edy
Solissa
·
Sekretaris
Ranting : Bung. Kone Hully
Dan selanjutnya struktur kepengurusan didalamnya
·
Bung
Ipus Riry
·
Bung
Frans Tasane
·
Bung.
Dang Lesnussa
·
Bung.
Hendek Lesnussa
·
Bung.
Nus Hully
·
Usi
Nel Lesnussa
·
Bung
Max Lesnussa
·
Bung.
Edy Hendriksz
·
Bung
Yerry Lesnussa
·
Usi
Yohana Lesnussa
Seiring
berjalannya waktu, kepemimpinan bung Edy dalam periodesasi 1992-1994 mewarnai
sejuta harapan baru dan menghiasi ranting ini dengan berbagai aksi nyata serta
keinginan yang memberikan kesan positif dalam menjawab lika-liku dinamika
kehidupan dan karakter para pemuda untuk menjadi kader-kader yang bertanggung
jawab menjalankan tugas dan fungsi mereka masing-masing.
ü RAPAT
RANTING III
Tepat selesai
masa jabatan Bung Edy dan Bung Kone bersama dengan kawan-kawan (Partner Kerja) Pengurus Ranting
Talitakumi Periodesasi ke dua (2) di akhir tahun 1994, maka dilakukan Rapat
Ranting III pada tanggal 12 Januari
tahun 1995 dan melahirkan pemimpin yang baru pula yakni :
·
Ketua
Ranting : Bung Frans Tasane (alm)
·
Sekretaris : Bung. Kone Hully
Dan strukutur kepengurusan :
·
Bung
Hendek Lesnussa
·
Usi
Poppy Lesnussa
·
Bung.
Nus Hully
·
Bung
Liem Hok Siong
·
Usi.
Yohana Lesnussa
·
Bung.
Ateng Yermias
·
Bung
Ipus Riry
·
Usi.
Yana Hully
·
Bung.
Edy Hendriksz
·
Bung
Dang Leesnussa
Pengurus ini
bereksis selama dua (2) tahun kedepan dari tahun 1995 sampai tahun 1997. Dalam
melewati periode ini pertumbuhan iman dan karakter mulai terbentuk satu dengan
yang lain. melirik aksi mereka sangatlah dibutuhkan spirit dan motivasi untuk
tetap berkembang ditengah-tengah realita yang terus menghantui mereka. sebagai
kaula muda, banyak tantangan dan hambatan tetapi tidaklah punah semangat dan
jerih juang mereka terhadap panggilan Tuhan untuk mempertahankan jati diri
organisasi sebagai pejuang-pejuang iman yang tangguh dalam berkarya sebagai
Garam Dan Terang Dunia.
ü RAPAT RANTING
IV
Tahun 1997
berakhirnya masa bakhti kepengurusan bung Frans dan dilakukan proses Rapat
Ranting IV saat itu berlangsung di Gereja GPM Labuang pada tanggal 13 Juli 1997 dalam proses Rapat Ranting lahirlah
sosok kader baru yang bertanggung Jawab menjalankan misi Tuhan dengan keinginan
dan kesukacitaan diri untuk mengabdi serta melayani di ladang Tuhan yakni :
·
Ketua
Ranting : Bung Hendrek Lesnussa
·
Sekretaris
: Usi Nel Lesnussa
·
Bendahara
: Bung Liem Hok Siong
Dan strukutur kepengurusan :
·
Bung
Ipus Riry
·
Bung.
Nus Hully
·
Usi.
Yohana Lesnussa
·
Bung.
Ateng Yermias
·
Usi.
Yana Hully
·
Bung.
Edy Hendriksz
·
Bpk.
Dang Lesnussa
·
Usi
Herlin Latuwael
Pembina Ranting : Bpk. Nus
Saherlay
Masa bakhti Kepengurusan ini selama 3 tahun dari
tahun 1997-2000 dan Pada tahun 1998 terjadi penambahan 3 Pengurus Antar Waktu
yakni :
·
Bung
Ais Aponno
·
Bung
Poly Maulany, dan
·
Bung
Neles Mustamu
Melirik seluruh kerja nyata yang dilakukan oleh
Angkatan Muda Ranting Talitakumi sangatlah membuahkan hasil yang sangat baik,
karena sekalipun dengan berbagai tantangan atau masalah-masalah internal maupun
eksternal Ranting ini tetap terjaga dan tetap memberikan warna bagi Gereja.
BAGIAN VI
-
TANTANGAN
PELAYANAN DI ERA KONFLIK SOSIAL 2000 - 2005
a.
KEVAKUMAN
ü DEFENISI KEVAKUMAN[6]
Bertepatan
dengan konflik sosial yang terjadi di Namrole pada tahun 2000, maka terjadilah KEVAKUMAN,
proses peribadatan dan kegiatan Ranting pun tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, banyak realita yang terjadi yang harus mereka terima. Pada saat itu
beberapa para tokoh-tokoh organisasi Angkatan Muda Ranting Talitakumi mulai terpanggil dan membuka diri
untuk melayani umat Tuhan sebagai Majelis Jemaat dan mungkin saja beberapa
orang yang sudah berkecimpun di luar wilayah Jemaat GPM Labuang ada dalam
ikatan pelayanan dan ada pula yang menjadi Hamba Tuhan (Pendeta) yakni Pdt. Max
Lesnussa dan (Pdt. Dang Lesnussa), meskipun Pdt. Dang menjadi hamba Tuhan di
salah satu Gereja aliran namun beliau adalah salah satu tokoh pendiri Organisasi
Angkatan Muda GPM Ranting Talitakumi-Labuang.
b.
ARTI KATA DIASPORA
Sebuah organisasi yang tetap berakar di dalam konteks
dan medan gumulnya, membuat peran dan fungsi organisasi tersebut semakin hidup.
Dimana organisasi tersebut terbingkai dalam sebuah kesadaran untuk berjuang bersama
secara kritis dan bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan sosial dan kultur.
Sifat dan hakekatnya sebagai organisasi pemuda yang bertanggung jawab pada amanat
kesaksian dan pelayanan bergereja kepada kehidupan jemaat, masyarakat dan bangsa.
Istilah
Diaspora merujuk kepada Penyebaran Kelompok (agama/ perkumpulan tertentu), sehingga
kata ini digunakan untuk merujuk pada orang-orang yang tersebar secara kolektif
dalam masyarakat.
Diaspora berasal dari istilah yunani kuno yang
berarti menyebarkan atau menabur benih. Kelompok yang melakukan Diaspora tidak lalu
meninggalkan ajaran, atau peraturan yang telah dijalankan sebelumnya, tetapi berupaya
mempertahankan dan mengembangkannya di tempat baru / wilayah baru.[7]
c.
PELEBURAN DAN PEMEKARAN MENJADI SATU KEUTUHAN
Dalam upaya bersama
selaku kaula muda yang berperan penting terhadap pelayanan, kini menjadi satu kesatuan
yang utuh bila dipakai pendekatan ilustrasi, maka terjadi 2 arti kata yang
berbeda secara fungsi dan makna yakni Melebur
dan Mekar. Kata Melebur dan kata Mekar bagaikan dua kutub magnet yang berbeda arah dan tidak bisa menjadi
tampil dalam sebuah momentum yang sama.
Kata peleburan berdasar kepada sebuah proses
penyatuan dari dua kenyataan atau lebih menjadi satu kenyataan yang sama,
sementara pemekaran adalah sebuah proses pemisahan internal kepada dua kenyataan atau lebih menurut fungsi
dan peran sesuai perkembangan yang terjadi.
Di sisi lain, kata melebur dapat juga berarti munculnya sebuah kesepahaman yang dahulunya
berbeda menjadi satu kesepahaman yang sama, sementara mekar berarti tumbuhnya nilai baru yang dapat menggembangkan apa
yang telah ada sebelumnya.
Baik kata melebur maupun kata mekar menjadi
sebuah kenyataan yang akan terus mengitari sejarah perkembangan sebuah organisasi
sebagai bentuk bahwa organisasi itu terus hidup dan mengalami perkembangan di
dalamnya. Hal ini turut pula di rasakan dalam proses perkembangan AMGPM Ranting
Talitakumi.
Kata Melebur
dalam dinamika AMGPM ditempatkan dalam sebuah aras rekonsiliasi. Hal ini di sebabkan terkait dengan pergerakkan
pemuda kristen di Jemaat GPM Labuang muncul dalam dua kenyataan di mana kenyataan
yang kedua adalah jalan untuk memantapkan kenyataan yang pertama, namun dalam perkembangannya
kenyataan yang kedua jauh lebih berkembang ketimbang kenyataan yang pertama.
Sekalipun demikian kenyataan yang kedua tidak bisa menggantikan kenyataan yang
pertama sebab merupakan hakekat asali dari Pergerakkan Pemuda Kristen Gereja Protestan
Maluku secara universal.[8]
Tahun
2000 adalah tahun kelam dan menjadi lembaran hitam bagi kehidupan jemaat GPM
Labuang dan sekitarnya, bagaimana tidak
kalau konflik sosial yang terjadi sejak 19 Januari 1999 di kota Ambon akhirnya
merambat sampai kepulau buru bagian selatan dan tepat pada hari sabtu tanggal
26 bulan Februari tahun 2000, pukul : 11.00 WIT terjadi peristiwa mengerikan kelompok bersenjata menyerang
perkampungan Kristen di Waenono, Labuang dan Masnana membuat semua warga Jemaat
lari berhamburan menyelamatkan diri kehutan – hutan kilo 3, 4 dan 6 serta kilo
9 (belakang Wilayah Labuang). Mereka
lari mengungsi dengan harapan yang pupus, seakan tidak adalagi kehidupan yang
akan di peroleh.
Kejadian itu
sekaligus menimpa Jemaat GPM Waenono dan basudara lain yang ada di sekitar wilayah
pelayanan Labuang dan Waenono. Jemaat Waenono dan basudara Kristen lainnya juga
memilih untuk mengungsi di wilayah yang sama. (dikebun – kebun di sekitar kilo 3,4,6 dan 9).
Kondisi ini
memberi arahan yang mengharuskan managemen pelayanan harus di tata ulang sesuai
kondisi yang terjadi saat itu. Kondisi tempat tinggal warga jemaat pun
terpisah-pisah, masing-masing memilih tempat yang menurut mereka aman. Kondisi
pelayanan pasca itu memberikan nuansa yang jauh berbeda dengan biasanya
sehingga proses peribadatan hanya dilakukan setiap hari minggu bersama dengan
seluruh dedominasi gereja sesuai perteduhan yang mereka tempati, sementara
peribadatan wadah-wadah dan organisasi mengalami lumpuh total, karena semua
warga jemaat dalam kondisi traumatic (takut).
Namun lama kelamaan ada kesadaran bahwa kondisi ini adalah teguran sekaligus
panggilan untuk melayani Tuhan dalam pelayanan-Nya.
Pada
tahun 2001 saat Sidang Klasis Buru Selatan yang dilakukan di Jemaat
GPM-Gerwaen, yang mewakili Jemaat GPM Waenono saat itu adalah Bpk. Samy
Latbual, sebagai wakil ketua majelis jemaat dan Bpk. Kone Hully sebagai
sekretaris jemaat di Jemaat GPM Labuang, dalam proses persidangan mengusulkan nama
penggabungan jemaat-jemaat yang sementara bergabung dalam satu naungan untuk
diputuskan menjadi nama Jemaat Diaspora yang
didalamnya jemaat GPM Waenono, Labuang, Waezoar dan Hote serta diangkat dan di
tunjuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin jemaat
diaspora. Lewat keputusan persidangan klasis saat itu menetapkan Wakil Ketua
Majelis Jemaat Diaspora yakni Bpk. Sammy Latbual dan Bpk. Kone Hully sebagai
Sekretaris Jemaat Diaspora untuk memimpin jemaat diaspora serta diangkat badan
majelis diaspora yakni :
1.
Diaken Bapak Martinus Sairlai (Bendahara Jemaat)
2.
Penatua Bapak Yeri Lesnussa
3.
Penatua Bapak Fredy Solissa
4.
Penatua Bapak Dany Tasane
5.
Penatua Bapak Aleks Hendriks
6.
Diaken Ibu Emi Solissa
7.
Diaken Ibu Eta Teslatu diganti oleh
Sicondus Ibu Diaken Mada Solissa/Jaha
Secara tidak
langsung dalam perkembangannya penamaan ranting AMGPM yang bernaung dalam
jemaat GPM diaspora menjadi Ranting Diaspora didalamnya ranting Labuang,
ranting Waenono, ranting Waezoar, dan Hote. Ranting ini disepakati oleh
Keputusan dan kesepakatan Majelis Jemaat GPM Labuang, Waenono, Waesoar. Bersamaan dengan itu Pada tanggal, 20 April 2001 Bung Samy Latbual diangkat menjadi Ketua
Ranting Diaspora dan Bung Agus Hendriksz sebagai sekretaris diaspora periode
2001-2003 meskipun kondisi eksternal yang kurang kondusif saat itu
dengan retak kefakuman organisasi GPM serta mengalami politisasi yang sementara
terseret konflik politik bernuansa agama, tetapi mereka mampu untuk menjadi
penggerak dan membangkitkan kembali gairah dan semangat Angkatan Muda yang
bernaung dibawah payung Gereja Protestan Maluku. Dalam semangat itulah
kepemimpinan Bung Samy dan Bung Agus dapat dikatakan sukses dan menjadi
kekuatan besar bagi ketiga Ranting yang melebur menjadi satu untuk melanjutkan
organisasi ini kedepan menjadi lebih baik. Prosesi ibadah Ranting diaspora
dilakukan setiap hari kamis dengan ketentuan berpindah-pindah lokasi tempat
ibadah sesuai perteduhan di Labuang dan di Waenono disetiap minggu berjalan.
Dalam kurun
waktu dua (2) tahun Kepemimpinan Bung Samy dan Bung Agus berakhir, kemudian
memberikan mandat kepemimpinan Ranting Diaspora kepada BUNG AGUS HENDRIKSZ sebagai Ketua dan Bung DAVID
SOLISSA sebagai Sekretaris bersama kepengurusan Diaspora yang baru periode
2003-2005 yang didalamnya juga terdapat salah seorang Pembina yakni Bpk. Nus Saherlay lewat
keputusan Majelis Jemaat diaspora. Mereka pun mempunyai semangat dan
jiwa melayani serta berupaya menjawab berbagai tantangan internal dan eksternal
lewat krisis hubungan yang berdinamika. kepemimpinan bung Agus dan bung David
dapat juga dikatakan sukses dan memberikan dampak yang baik kepada seluruh
kader-kader Angkatan Muda, karena mendiaspora saat itu adalah bagian dari wujud
nyata Ranting-ranting ini menjadi kader yang mengenal lebih jauh tentang
pelayanan serta tugas dan fungsi kerjanya masing-masing.
d.
BERAKHIRNYA EKSISTENSI DIASPORA
Tahun 2004 adalah
tahun dimana kondisi keamanan mulai membaik, mengharuskan warga jemaat diaspora
untuk kembali membangun negeri mereka sebagai konsekuensi dari tanggung jawab
untuk membangun dan menjaga warisan leluhur, orang tua – tua, (menjaga negeri) yang dengan susah payah telah mendirikan dan
membangun negeri dan jemaat, yang karena
konflik sosial telah memporak – porandakan sendi – sendi kehidupan dan tata
nilai sebagai warga Negara yang berbudaya, dan beragama di negeri dan jemaat
Labuang.
Oleh karena
itu gereja secara berlahan mulai berbenah untuk mengembalikan warga jemaat
ketempat tinggal mereka masing – masing, dan saat itu juga Angkatan Muda GPM
ranting diaspora juga mulai berpikir untuk membenahi ranting – ranting yang
saat itu mendiaspora untuk kembali kewilayah jemaat masing – masing guna
kembali membangun jemaat di tempat tinggal semula yaitu Labuang, Waenono, dan
Waesoar, kecuali hote yang telah di diami oleh warga hindu atau kembali ke
kepercayaan sebelumnya.
Ranting
Talitakumi sebagai ranting yang sebelumnya berdiaspora dengan ranting lainnya,
mulai berbenah untuk mengembangkan pergumulannya bersama mereka yang pernah
mendirikan Ranting Talitakumi, yang kebetulan sudah menjadi Majelis Jemaat GPM
Labuang. Saat itu Kader-kader dari Ranting Talitakumi
di Jemaat GPM Labuang yang terpanggil untuk melayani adalah Bung
Alvin Solissa, Usi An Kilonressi, Usi Ona Vali Lesnussa, Usi Syanet Lesnussa
dan Bung Famo Tasane ke lima (5) orang ini pun mendapat persetujuan
yang sah dari Keputusan Majelis Jemaat dan seluruh kader Angkatan Muda didalam
Jemaat GPM Labuang untuk menjadi Pengurus Antar Waktu dan Bung Alvin disahkan menjadi Ketua
Ranting PAW (Pengurus Antar Waktu) periode 2005-2009 lewat proses pemilihan
secara aklamasi (Pemilihan Langsung/Penunjukan),
ibadah Angkatan Muda pun disepakati untuk berjalan pada hari kamis. Dalam kurun
waktu yang singkat mereka memberikan kesan dan aksi nyata dalam menunjang organisasi
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku di Ranting Talitakumi jemaat GPM Labuang dan
menjadi sebuah tantangan bagi mereka untuk terus berkarya dalam setiap tugas dan
fungsi kerja masing-masing, loyalitas mereka untuk terus berjuang mempertahankan
eksistensi dan jati diri organisasi Angkatan Muda sebagai Garam dan Terang Dunia.
Adapun
dinamika Pemerintah yang sering disiasati dengan ketentuan UUD dan Pancasila,
oleh sebab itu terjadi suatu perubahan lewat dinamika yang dimainkan oleh
orang-orang yang menginginkan keoptimalan Pemerintahan itu sendiri. Tahun 2008
adalah tahun dimana terjadi sebuah pemekaran Kabupaten yang awalnya Kabupaten
Buru menjadi 2 (dua) bagian yakni Kabupaten Buru (Induk) dan Kabupaten Buru Selatan.
Rentan kendali
pemerintahan diatur dalam momentum Negara yang sifatnya transparansi dengan
memisahkan wilayah dan memekarkan wilayah serta berbagai kebijakan lain yang
diatur dalam aturan perundang-undangan.
BAGIAN VII
-
WUJUD BARU RANTING TALITAKUMI
Tahun 2009
semakin terlihat wujud baru yang mewarnai wilayah kabupaten baru lewat banyak
perubahan, pertumbuhan dan kuantitas kawula muda (pendatang) GPM yang pesat karena berbagai kepentingan terkait
mencari pekerjaan di Kabupaten ini. Begitu pula dengan dinamika pelayanan yang
berlangsung di aras Klasis dengan adanya mutasi para Pegawai Organik (Pendeta) sehingga membawa perubahan yang
cukup berarti.
Pada tahun
2009, Pdt. M. J. Timisela, S.Th hadir menjadi sosok Pemimpin baru di
Jemaat GPM Labuang (Ketua Majelis Jemaat)
menggantikan Pdt. J. S. Leitemia, S.Th. selain menjadi Ketua Majelis Jemaat yang baru,
kapasitas Pdt. M. J. Timisela, S.Th atau di sapa Pa Yopy juga sebagai KORDINATOR WILAYAH II AMGPM Pulau Buru,
atas kehendak Yesus Kristus sebagai Kepala Organisasi beliau pun mulai bereksis
untuk mencari seluk beluk status Kepengurusan Organisasi AMGPM yang bernaung di
Jemaat GPM Labuang untuk dilakukan pembenahan.
ü RAPAT RANTING
V DAN KEPENGURUSAN DEFINITIF
Masih dalam kepengurusan antar waktu, Pa Yopy pun
bergabung dalam ibadah Angkatan Muda dan mempertanyakan status kepengurusan
Angkatan Muda Ranting Talitakumi, dengan penjelasan dari Ketua Ranting PAW,
maka berbagai pertimbangan usul saran dan keputusan bersama, antara Pengurus
Antar Waktu dan seluruh anggota ranting, maka dilakukan Rapat Ranting untuk
memilih Kepengurusan Definitif.
Dengan gagasan
Pa Yopy (Korwil) untuk dilakukan
pembaruan dan membangkitkan kembali Ranting Talitakumi dari nuansa konflik
sosial, maka Ranting Talitakumi yang selama ini terjadi kekosongan kepengurusan
akhirnya berhasil diisi kekosongannya dengan dilakukan Rapat Ranting pada
tanggal 7 Mei 2009 di Gedung GPM Labuang, maka lahirlah pemimpin baru dan
struktur kepengurusan Ranting yang baru dalam keputusanRapat Ranting yakni :
·
Ketua
Ranting : Bung Melki
Solissa
·
Ketua
Bidang I : Bung Rifano
Latuwael
·
Ketua
Bidang II : Usi Nova Rehiraky
·
Ketua
Bidang III : Bung Nofrin
Tuasela
·
Ketua
Bidang IV : Bung Alvin Solissa
·
Ketua
Bidang V : Bung Renaldy
Soulissa
·
Sekretaris
Ranting : Usi Venny Lesnussa
·
Sekretaris
Bidang I : Bung Erens J. Tasidjawa
·
Sekretaris
Bidang II : Bung Risat Basrah (Tentara 731 Kabaresi)
·
Sekretaris
Bidang III : Usi Eka Solissa
·
Sekretaris
Bidang IV : Bung Ongky Olla (Tentara 731 Kabaresi)
·
Sekretaris
Bidang V : Bung Yopi Okmekma (Tentara 731 Kabaresi)
·
Bendahara
Ranting : Usi Misye Tasidjawa
·
Bendahara
I : Bung Roy Lesnussa
·
Bendahara
II : Usi Sulche Seleky
PEMBINA RANTING
·
Ibu
Imelda Solissa Dan Bpk. Anton Lekahena
Kepengurusan ini di lantik oleh
Pengurus Cabang yang diketuai oleh bung Swingly Lesnussa dan bung Oktovianus
Surwoy sebagai Sekretaris dan di tahbiskan oleh Pa Yopy sendiri sebagai Ketua
Majelis Jemaat di Gedung GPM Jemaat Labuang pada tanggal 10 Mei 2009 saat
ibadah minggu.
terjawab sudah kegelisahan semua
potensi Ranting yang selama ini dilalui dengan sejumlah tantangan, hambatan dan
rintangan yang terus menghalau berbagai keinginan insan muda untuk melayani,
selanjutnya dalam proses Rapat Ranting Periodesasi 2009-2011 mulailah keinginan
dan harapan baru itu muncul.
Dalam masa
kepengurusan ini adapula terjadi pergantian Pengurus disebabkan rangkap jabatan
yang cukup mempengaruhi kinerja pengurus dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab, akhirnya kepengurusan ini di reshuffle di salah 1(satu) bidang yakni :
Sekretaris Bidang I Bung Erens J. Tasidjawa menggantikan Ketua Bidang I Bung
Rifano Latuwael, alasannya bung Rifano dipilih menjadi salah satu unsur Perangkat Majelis Jemaat GPM Labuang dan
kemudian terjadi kekosongan Sekretaris Bidang I, dengan berbagai pertimbangan dan kesepakatan
internal Pengurus Ranting, maka diangkat
dan ditetapkan bung Risat Lesnussa Sebagai Sekretaris I kemudian dilantik oleh
Pengurus Cabang yang di bawah kepemimpinan Antar waktu Bung Dedy Seleky pada
tanggal 11 Juli 2010 sekaligus melakukan Rapat
Kerja Ranting I.
BAGIAN VIII
- SEKILAS KEGIATAN RANTING TALITAKUMI
Dalam
berjalannya waktu, Bidang I kemudian melakukan beberapa program kegiatan yakni
membuat format data base dan dibagikan kepada anggota ranting dan salah satu
program fisik yang menguras dana dan tenaga yakni pembangunan Gedung
Sekretariat Ranting. Lokasi Gedung Sekretariat ini diberikan atas komunikasi
Pengurus dan Pendeta kemudian ditindaklanjuti dan dievaluasi oleh Badan Majelis
Jemaat serta diteruskan pada Sidang Jemaat GPM Labuang.
Lokasi
gedung sekretariat tersebut berada di bagian belakang Kunci Stori GPM Labuang
berukuran 5 m x 7 m, Pembangunan ini mempunyai struktur Panitia yang dilantik
dengan Surat Keputusan yang ditetapkan sebagai pelaksana fisik. Saat itu bung
Erens J. Tasidjawa menjabat sebagai Ketua Panitia dan Bung Stevano S. Kailola
sebagai Sekretaris Panitia Pembangunan Gedung Sekretariat Ranting. Inilah
bagian dari sebuah usaha yang dilakukan oleh Pengurus Ranting Talitakumi untuk
mengembangkan ranting ini secara baik, Pengurus pun melakukan proses Peletakan
Batu Pertama pada tanggal 28 Mei 2010 dan di hadiri oleh :
Pdt. M. J. Timisela, S.Th (Ketua
Majelis Jemaat) & Perangkat Pelayan
Bung Samy Latbual (Pengurus Cabang)
Pengurus dan anggota Ranting Talitakumi
dan Panitia Pembangunan
Bung Jhon Lesnussa (Kepala Tukang)
Bung Andre Palijama (Vikaris Jemaat GPM
Waetina)
Para
Undangan
Bpk. Buce Seleky
Sekretaris Desa Labuang
Bpk Johanis Tasidjawa
Ibu Els Oppier
Bpk. Bert Lesnussa
Bpk Neles Kiriweno
Peletakan
batu berjumlah 7 buah batu dengan masing-masing yang diembankan
Dalam
proses acara peletakan batu pertama juga terdapat proses pelelangan bahan.
Bahan-bahan yang di lelang saat itu Kayu, Senk, Batu, Pasir, Kerikil, Semen dan
berbagai bahan lainnya yang dibutuhkan untuk pembangunan Gedung Sekretariat.
Adapun
kegiatan-kegiatan Ranting Talitakumi saat itu, menjadi tuan rumah Konfercab
Istimewa dan MPPC IV AMGPM Daerah Buru Selatan, Penyambutan Bpk. Karel Alberth
Ralahalu (Gubernur Maluku) Ranting Talitakumi diundang untuk menyanyikan salah
satu lagu daerah yang diminta oleh PEMDA BURSEL, membantu kegiatan pembangunan
Gereja dan berbagai hal lain yang positif bersama kedua Mahasiswa UKIM yang
sementara dalam menjalani proses LSPB pada tahun 2010 yakni Usi Kiky Lopulalan
dan Usi Mida Ohoirat.
Ranting
Talitakumi juga melakukan beberapa aksi dana berupa jual jasa, badendang
(yole-yole), penjualan bazaar ayam, salah satu program bidang III yaitu Acara
Natal Ranting dilakukan di seberang jalan depan Gereja GPM Labuang dengan
melakukan berbagai aksi drama. Kepengurusan ini berjalan hingga dua (2) tahun
masa periodesasi.
BAGIAN IX
-
KEPEMIMPIN PERIODE 2011-2015 DENGAN KEGIATANNYA
ü RAPAT RANTING
VI
Tahun 2011
adalah tahun dimana akhir kepemimpinan Bung Melki dan Usi Venny Lesnussa
bersama kawan-kawannya, dalam waktu yang singkat pula dilaksanakan Rapat Ranting
VI tanggal 21 Agustus 2011. Berbagai
dinamika yang terjadi dalam proses persidangan sehingga Rapat Ranting saat itu
melahirkan sosok pemimpin Wanita yang juga salah satu mantan Pengurus
Ranting dibawah kepemimpinan bung Melki
Solissa, yakni:
·
Ketua Ranting : Usi Sulche Seleky
·
Ketua Bidang I : Bung Dany Seleky
·
Ketua Bidang II : Usi Nova Rehiraky
·
Ketua Bidang III : Usi Santy Risamasu
·
Ketua Bidang IV : Bung Deswar Faubun
·
Ketua Bidang V : Usi Agnita Lesnussa
·
Sekretaris Ranting : Usi Venny Lesnussa
·
Sekretaris Bidang I : Bung Andre (tentara 731 Kabaresi)
·
Sekretaris Bidang II : Usi Tisye Behuku
·
Sekretaris Bidang III : Bung Yandry Nandisa
·
Sekretaris Bidang IV : Bung Fortun Kawa
·
Sekretaris Bidang V : Bung Joseph Solissa
·
Bendahara Ranting : Bung Arens Solissa
·
Bendahara I : Usi Lenda Lesnussa
·
Bendahara II : Usi Itha Lesnussa
Pembina Ranting :
Bpk. Semuel Lesnussa (Sabandar)
Proses
Pelantikan Kepengurusan Ranting saat itu oleh Pengurus Cabang yang baru, yang
diketuai oleh bung Renaldy Soulissa dan Bung Brury Parera yang dilakukan pada
hari Minggu, 2 Oktober 2011 di Sungai Waetina (Proses Ibadah Pantai) dipimpin dan dithabiskan oleh Pdt Dedy
Dangeubun, M.Si (Ketua Majelis GPM Jemaat
Kawanila “Kawalale-Namrinat”).
Dalam kepengurusan ini Bidang I dan bidang II melakukan pembuatan data base dan
pastoralia terhadap rekan-rekan yang dianggap pasif, mengikuti pertandingan
gawang mini, adapula membantu Ranting Kawanila (Kawalale-Namrinat) dalam menyiapkan seluruh kelengkapan dan
berbagai hal yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Musyawarah Pimpinan
Paripurna Daerah XVIII, Ranting ini juga bersama Majelis Jemaat GPM Labuang,
Waenono dan MPK Buru Selatan dalam membantu proses Pembaptisan masal dan
Pekabaran Injil di Jemaat GPM Waezoar yang karena berbagai konteks sosial yang
terjadi di waktu silam sehingga banyak harta benda lenyap menjadi abu, adapun
dilakukan berbagai aksi dana untuk menjawab berbagai program kegiatan.
[1]Sumber Kuisioner Renstra GPM Jemaat
Labuang
[2]Yudi Noya, M.Si (Mencari Simpul yang
tersembunyi); halm 54
[3] Sumber dari bapak berth Lesnussa
[4]
sumber informasi dari Bpk. Kone Hully
dan Bpk. Eddy Solissa
[5]
Sumber dari Bpk. Edy Solissa, Ibu Poppy
Lesnusssa & Bpk. Kone Hully
[6]SUMBER
http://www.kamusbesar.com
[7]Yudi Noya, M.Si (Mencari Simpul yang tersembunyi); halm 64
[8]YudiNoya, M.Si (MencariSimpul yang
tersembunyi); halm 121
Hari lepas
hari waktu pun berlalu suka duka dilewati bersama, sehingga terpancar menjadi
sebuah kesuksesan yang diraih dan di nikmati bersama dalam kepengurusan ini.
Berbagai tantangan, hambatan dan masalah sering menjadi bagian dari lika-liku
kehidupan di dalam organisasi tinggal bagaimana oknum-oknum atau pelaku-pelaku
kawula muda dapat merasionalisasikan secara baik untuk mendapatkan hasil dan
harapan yang diinginkan.
Tahun 2012
dilakukan Rapat Kerja Ranting II
Dengan berbagai keputusan yang diambil dan disepakati bersama dalam pleno
komisi terdapat salah satu rekomendasi ialah (PEMBENTUKAN TEAM PENGGALIAN
SEJARAH RANTING TALITAKUMI) No 02/R/PD.02-PC.01-RKR.03-II/2012. Namun berbagai
kendala Kegiatan ini tidak sempat dilakukan, sementara Tahun 2013 adalah tahun
pergantian Kepengurusan, oleh karena itu Rapat Ranting VII pun dilakukan.
RAPAT RANTING VII
Pada hari
Minggu, 28 Juli 2013 dilakukan Rapat Ranting VII yang berlokasi di Gedung GPM
Jemaat Labuang, dalam proses Rapat Ranting saat itu diangkat berbagai keputusan
dan rekomendasi untuk di implementasikan sesuai kurun waktu 2 tahun. berbagai
dinamika persidangan yang terjadi pada saat itu pleno komisi komisi Kriteria atau “Komisi Politik
dalam Pelayanan” dipersilahkan untuk
menyampaikan gumulannya. Saat itu gumulan komisi ini mendapat perhatian khusus
dari seluruh civitas Ranting yang menjadi Peserta sidang dalam memberikan
interupsi, usul dan saran yang bergejolak.
Proses
pemilihan pun terjadi lewat perhitungan suara sesuai banyaknya peserta yang hadir sebagai Peserta Biasa dengan
proses pemilihan Bakal Calon
dilakukan secara paket (Ketua
dan Sekretaris Ranting) kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Calon Ketua dan Sekretaris Ranting secara
terpisah sesuai jumlah suara terbanyak.
Pemilihan
calon Ketua dilanjutkan dengan proses pemungutan suara sesuai peserta biasa
yang tetap aktif dan bereksis dalam menjalani kegiatan Rapat Ranting saat itu,
dengan kepercayaan seluruh anggota ranting dan tuntunan Yesus Kristus sebagai
kepala organisasi maka Bung Erens J. Tasidjawa terpilih menjadi Ketua Ranting
Periode 2013-2015. Selanjutnya dalam proses pemungutan suara yang menjadi
Sekretaris Ranting mendampingi bung erens dalam Periodesasi 2013-2015 adalah
Bung Deswar Faubun.
Selanjutnya
dibentuk team Formatur dalam Rapat Ranting saat itu untuk memilih partner kerja
mendampingi bung Erens dan bung Deswar. Inilah Kepengurusan Periodesasi
2013-2015 diantaranya :
·
Ketua Ranting :
Bung Erens J. Tasidjawa
·
Ketua Bidang I :
Bung Befly Lesnussa
·
Ketua Bidang II :
Usi Mey Kailola
·
Ketua Bidang III :
Bung Viktor Watimena
·
Ketua Bidang IV :
Bung Hendra Tentua
·
Ketua Bidang V :
Usi Ina Soulissa
·
Sekretaris Ranting : Bung Deswar Faubun
·
Sekretaris Bidang I :
Usi Ledy Solissa
·
Sekretaris Bidang II :
Bung Dave Ibagajir (Tentara 731 Kabaresi)
·
Sekretaris Bidang III :
Bung Remon Tanasy
·
Sekretaris Bidang IV :
Bung Fortunatus Kawa
·
Sekretaris Bidang V :
Bung Flantinus Markus
·
Bendahara Ranting :
Bung Hein Lesnussa
·
Bendahara I :
Usi Desy Lesnussa (almh)
·
Bendahara II :
Usi Lenda Lesnussa
Pembina Ranting
·
Bpk. SEMUEL
TUHUMURY
·
Bpk. KONE HULLY
·
Ibu. MEY SOLISSA
|
Penyantun Ranting
·
Bpk. KENNY LUHUKAY
·
Bpk. BOBY
KILONRESSY
·
Bpk. FRANS
TASIDJAWA
·
IBU. M. TUHUMURY
·
IBU. FERANITA RABA
|
Kemudian dilanjutkan dengan proses
Pelantikan oleh Pengurus Cabang yang diketuai oleh Ketua Cabang Antar Waktu
Bung Bernadus Lesnussa dan dilanjutkan dengan Penthabisan oleh Pa Yopy (Ketua Majelis Jemaat) pada tanggal 29
Juli 2013 di Gedung GPM Jemaat Labuang.
Dalam perjalanan periode ini juga
dilakukan pergantian pengurus pada jabatan Ketua Bidang IV karena pekerjaan
yang mengikat statusnya sehingga terjadi kekosongan saat itu dan kemudian
menjadi keputusan bersama internal pengurus ranting untuk menetapkan Sekretaris
Bidang IV Menutupi kekosongan jabatan ketua bidang IV dan kemudian memilih
salah satu anggota ranting yang juga dikatakan cakap dan dianggap mampu untuk
melakukan tugas dan fungsi sebagai pengurus.
NO
|
NAMA
|
JABATAN LAMA
|
JABATAN BARU
|
KETERANGAN
|
1.
|
Fortunatus
Kawa
|
Sekretaris Bidang Pikom
|
Ketua Bidang Pikom
|
Menggantikan
SaudaraHendra Tentua
|
Ferry
Parinussa
|
Anggota
|
Sekretaris Bidang Pikom
|
Menggantikan
Saudara Fortunatus Kawa yang sudah menempati Jabatan Baru sebagai Ketua
Bidang Pikom
|
Mereka juga dilantik oleh Pengurus Cabang I Talitakumi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan No.: 03/KPTS/PD.2-PC.1/ORG/2014 pada tanggal 10 Juli 2014 Tentang Pelantikan Pengurus Antar Waktu AMGPM Ranting Talitakumi-Labuang Masa Bahkti 2013 – 2015, melalui kebersamaan selama ± (kurang lebih)dua (2) tahun sebelum Rapat Ranting VIII dilakukan.
Saat itu kita pun mengalami kehilangan sosok seorang kader yang loyal terhadap panggilan pelayanan. waktu demi waktu kami lalui bersama almarhumah Desi Lesnussa yang kapasitasnya sebagai Bendahara I Ranting Talitakumi yang meninggalkan tapak jejak dan langkah untuk kita belajar sebagai kader-kader penerus organisasi Angkatan Muda agar janganlah goyah melangkah dan terus berjuang demi mengembangkan potensi kita supaya kelak potensi yang kita peroleh dapat disalurkan kepada dunia sebagai wujud cinta kasih Yesus kepada organisasi yang kita kembangkan bersama.
Adapun keputusan internal Pengurus Ranting untuk tidak menggantikan jabatan yang diduduki oleh Almh Desy Lesnussa karena menjadi alasan konkrit bahwa almarhumah diberikan sebuah penghargaan dan penghormatan khusus sampai pergantian pengurus baru menjabat. Pemakaman almarhumah juga dilakukan sesuai protokoler mekanisme upacara pemakaman yakni :
a. Menyanyikan lagu Wajib AMGPM
b. Pembacaan Riwayat Hidup
c. Pidato Ketua serta pelepasan
Jabatan
d. Penyerahan kepada keluarga
Adapun sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bidang :
BIDANG I : Rapat
Triwulan, Rapat Kerja Ranting dan Kerja
Lanjut Pembangunan Gedung Sekretariat.Dalam masa kepengurusan ini dibubarkan
panitia Pembangunan karena kurang aktifnya kepanitiaan sehingga terjadi
kefakuman aksi fisik serta dikeluarkan Surat Keputusan dengan No 01/KPTS/PD.02-PC.01-PR.03/ORG/14 Tentang, Pembubaran Panitia Pembangunan Gedung
Sekretariat kemudian menjadi Tanggung Jawab Pengurus Ranting.
BIDANG II : Melakukan Pastoralia kepada Warga Angkatan
Muda yang yang pasif maupun belum terlibat dan melakukan kekunjungan kepada
Pengurus/Anggota yang sakit/duka maupun Suka, bidang ini pun merealisasikan
salah satu kegiatan Pembersihan Lingkungan di Lokasi Gereja GPM Labuang yang
bekerjasama dengan rekan-rekan Mahasiswa KKN Unpatti hasil koordinasi dengan
Pengurus Ranting dan Pemerintah Desa
Labuang.
BIDANG III : Dalam kerja Bidang III dilakukan ibadah
Ranting setiap hari kamis minggu berjalan jam 7 sore menjelang malam, adapun
salah satu kegiatan yang dikatakan bermoment yaitu PASKAH OIKUMENIS dalam hal
ini JALAN SALIB, dimana kegiatan ini adalah hasil dari koordinasi, konsolidasi
dan komunikasi Pengurus Ranting Talitakumi bersama dengan seluruh Pengurus
Dedominasi Pemuda Gereja di wilayah Labuang dan Masnana serta melibatkan
anggota-anggota Ranting dan anggota pemuda dedominasi masing-masing untuk
menjadi pelakon-pelakon kegiatan dan mengundang Pimpinan-Pimpinan Gereja dan
seluruh kaula Muda yang berada di wilayah Jemaatnya masing-masing dalam
mengikuti proses kegiatan dimaksud. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru
pertama kali dilakukan oleh segenap insan muda di Kabupaten Buru Selatan,
dengan adanya kegiatan ini dapat terwujud suatu integritas para Pemuda Gereja
yang tetap eksis dan berjuang untuk mengembangkan kreatifitas serta menuju ke
arah dan tujuan yang sama. Adapun salah satu kegiatan yang dilakukan pada masa-masa akhir tahun
yaitu “Natal Ranting”, kegiatan ini
merupakan acara yang biasanya merangkul seluruh warga Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku yang berkecimpung di Jemaat Labuang, untuk berkumpul dan
saling mengenal supaya pada awal tahun baru menjadi peluang untuk Pengurus
dapat mengetahui keberadaan potensi Angkatan Muda yang baru datang dan ingin
bergabung di Ranting Talitakumi, dalam kegiatan Natal Ranting juga diundang
seluruh Potensi Pemuda dedominasi Gereja yang tidak dipungkiri bahwa sekalipun
berbeda agama maupun aliran namun mempunyai satu tujuan yang kuat dan sama.
BIDANG IV : Menjalani kesibukan masing-masing, potensi
di Ranting ini juga memiliki cukup talenta yang perlu di kembangkan.
Disela-sela kesibukan, ranting ini melakukan salah satu kegemaran dalam bidang
bernyanyi dengan memuji Tuhan lewat Paduan Suara. bidang ini pun melakukan
salah satu aksi sosial dengan tema Sentuhan Kasih seperti yang
diberikan berupa pakaian layak pakai, berbagai bahan sembako, perlengkapan buku
tulis dan alat tulis untuk salah satu jemaat PI Kilometer 3 (Fatsinan) dan
Kilometer 5.
BIDANG V : Bidang ini dapat dikatakan Bidang “Pencari
Nafkah” berbagai aksi dana dilakukan oleh bidang ini untuk membantu keuangan
kas ranting agar setiap kegiatan yang ingin dijalankan dapat disiasati dengan
baik. Bidang ini pun melakukan salah satu aksi dana yaitu penjualan Pisang
Gepe, ikan asam manis dan sayur jadi dengan harga yang terjangkau. Bahan-bahan
dari aksi-aksi dana ini di cari, di sumbangkan, dan patungan (pembagian merata) masing-masing
Pengurus dan tidak tertutup kemungkinan juga sumbangsi dari anggota ranting,
pembina maupun penyantun dan donatur.
Adapun salah satu rekomendasi yang dilakukan terkait Pembuatan Sejarah
Ranting yakni Rekomendasi no. 02/R/PD.2-PC.1-PR.3-VII/13 Tentang PENCARIAN SEJARAH RANTING TALITAKUMI,
Rekomendasi ini dapat dilakukan melalui hasil koordinasi dan komunikasi antara
Pengurus Ranting dengan salah satu Pembina Ranting Bapak Kone Hully yang
kapasitasnya juga sebagai Mantan Pengurus Ranting yang menggagas nama Ranting
ini. Rekomendasi ini pun diteruskan ke dalam keputusan Rapat Kerja Ranting III yang berlokasi di Gedung GPM Jemaat Labuang
pada tanggal 15 Agustus 2014 dengan nomor Rekomendasi 03/R/PD.02-PC.01-RKR-03-III/14
TENTANG PENULISAN SEJARAH RANTING TALITAKUMI.
Pengurus Ranting pun melakukan koordinasi untuk mengetahui sumber-sumber yang
dapat menguak kisah sejarah ranting ini, namun upaya yang dilakukan hanya
sebatas koordinasi dan tidak ditindak lanjuti sesuai redaksi rekomendasi.
Ranting Talitakumi juga melakukan aksi partisipasi bakti sosial bersama
Pengurus Cabang I Talitakumi yang
berlokasi di Masjid Al’istiqlal-Labuang, Ranting Talitakumi juga menjadi tuan
rumah Bipolo Bermazmur dan Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah XXI yang
didalamnya juga diisi dengan acara penutupan yang puncaknya pada tanggal 11
Maret 2015. Disela-sela proses penutupan Kegiatan Musyawarah Pimpinan Paripurna
Daerah XXI dikeluarkannya salah satu statement (pernyataan) langsung dari Ketua AMGPM Daerah Buru Selatan Bung Samy Latbual, SH untuk menutup
aksi kegiatan bola guling yang terjadi di wilayah Desa Labuang, alasan
konkritnya kegiatan bola guling sudah termasuk perjudian yang tidak dapat
dibenarkan dalam bentuk apapun, mengganggu aktifitas belajar Anak Sekolah,
Mengganggu peribadatan di bagian wilayah terdekat, mengganggu jam tidur warga
serta berdampak buruk terhadap karakter, akhlak
dan moral generasi muda secara umum.
Oleh
sebab itu Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku harus benar-benar menunjukan
integritas organisasi sebagai tulang punggung Gereja dalam membantu menyuarakan
keluh kesah lingkungan Jemaat, Masyarakat, Bangsa dan Negara sebagai wujud
kepedulian dan kesejahteraan kita bersama.
BAGIAN X
- BANGKIT
BERSAMA KARAKTER BARU
Di setiap Awal
Kalimat Pasti Ada Akhir kata, Begitu Juga di setiap Ada Kisah Pasti Ada Cerita, segala sesuatu sudah menjadi realita yang di-harus-kan untuk terjadi agar dapat
menjadi wujud cinta Tuhan bagi kita sebagai generasi muda yang tidak dapat lari
dari kenyataan itu sendiri.
Tahun 2015 adalah Tahun kisah kenangan yaitu
perpisahan antara Jemaat GPM Labuang bersama Pdt. M. J. Timisela, S.Th dan
Keluarga, menjelang perpisahan itu munculah cerita baru dan karakter baru di
Jemaat GPM Labuang yang adalah wujud nyata karya Tuhan bagi Jemaat ini serta
menjadi catatan sejarah dalam Gereja Protestan Maluku Jemaat Labuang khususnya,
dalam kepemimpinan yang terdaftar dari tahun ke tahun sebagai Ketua Majelis
Jemaat Wanita Pertama adalah Pdt. Ny. H.
R. Lessil/S, S.Si atau disapa Ibu Erna.
ü RAPAT RANTING
VIII
Pada
tanggal 12 April 2015 Ranting Talitakumi menyelenggarakan Rapat Ranting VIII
Ranting Talitakumi yang melahirkan embrio-embrio berkualitas serta bertanggung
jawab atas tugas masing-masing yang diembankan, itulah yang terjadi pada Rapat
Ranting VIII yang berlokasi di Gedung Gereja Jemaat Labuang dan ibadah
pembukaan Rapat Ranting saat itu dipimpin dan ditahbiskan oleh Pdt. Ny. H. R. Lessil/S, S.Si.
Disela-sela
kesibukan Angkatan muda yang bernaung dibawah payung Gereja Protestan Maluku
secara umum dan Jemaat GPM Labuang secara khusus meluangkan waktu untuk
berargument secara bijak dan nyata. Seiring dengan berjalannya waktu mereka pun
diperhadapkan dengan masa-masa menegangkan untuk memilih Kapten sebagai Nahkoda
Organisasi Ranting Talitakumi, tahap demi tahap dilalui dalam dinamika
persidangan terjadi hingga Pleno Komisi Kriteria. Dinamika dalam pelayanan
mulai nampak dan semakin memanas sehingga muncul berbagai argumentasi yang
berbeda-beda, namun semua itu adalah dinamika yang dimainkan untuk proses
belajar menjadi kader yang dewasa dan berkualitas serta mengenal jati diri dan
karakter setiap insan Angkatan Muda sehingga kelak menjadi manusia-manusia yang
dapat mensijernihkan berbagai persoalan dan tantangan hidup pribadi, rumah
tangga, kelompok, organisasi didalam masyarakat, bangsa dan Negara.
Harapan
itupun lahir sebagai sosok seorang pemimpin yang masih dipercayakan oleh
potensi Ranting Talitakumi dan tetap ingin menjalankan Perintah Tuhan yang
diembankan diatas pundaknya. Bung Erens kembali
memimpin organisasi AMGPM Ranting Talitakumi sebagai Ketua Ranting periodesasi
2015-2017 bersama seorang pendamping Usi
Marlen Hukunala (Sekretaris Ranting).
setelah dilakukan pencarian Partner kerja oleh team Formatur dan berdasarkan
hasil musyawarah serta kesepakatan team formatur, maka terbentuklah komposisi
struktur kepengurusan antara lain :
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
1.
|
Bung Erens J.Tasidjawa
|
Ketua Ranting
|
2.
|
Bung Richard
Abrahams
|
Ketua Bidang I
|
3.
|
Bung Befly
Lesnussa
|
Ketua Bidang II
|
4.
|
Usi Tisye Behuku
|
Ketua Bidang III
|
5.
|
Usi Ina Solissa
|
Ketua Bidang IV
|
6.
|
Usi Mey Lesnussa
|
Ketua Bidang V
|
7.
|
Usi Marlen
Hukunala
|
Sekretaris Ranting
|
8.
|
Usi Uche Seleky
|
Sekretaris Bidang I
|
9.
|
Bung Nobel
Hendriks
|
Sekretaris Bidang II
|
10.
|
Usi Ariance Izaac
|
Sekretaris Bidang III
|
11.
|
Bung Jefri de
Fretes
|
Sekretaris Bidang IV
|
12.
|
Bung Vecky
Wattimena
|
Sekretaris Bidang V
|
13.
|
Bung Hein
Lesnussa
|
Bendahara Ranting
|
14.
|
Usi Ledy Solissa
|
Bendahara I
|
15.
|
Usi Adri Tuasela
|
Bendahara II
|
Kepengurusan
ini dilantik oleh Pengurus Cabang yang diketuai oleh Bung Jemy Liligoly dan
Bung Elvis Ch. Lahallo sebagai Sekretaris Cabang Periode 2014-2017 dan
dithabiskan oleh Pdt. Ny. H. R. Lessil/S, S.Si sebagai Ketua Majelis Jemaat
GPM-Labuang pada Hari Minggu Tanggal 10 Mei 2015.
Menjelang awal
kerja kepengurusan ini mulai dilakukan Pencarian Pembina dan Penyantun Ranting
Talitakumi, dengan tuntunan Tuhan maka terpililah Pembina dan Penyantun
Periodesasi 2015-2017 yakni :
PEMBINA RANTING
|
PENYANTUN
|
1. Bpk. SEMUEL TUHUMURY
2. Ibu. YOSTIEN PATTIPEILOHY
3. Ibu. MEY SOLISSA
|
1. Bpk. FRANS TASIDJAWA
2. Bpk. BOBY KILONRESSY
3. Bpk. KENY LUHUKAY
|
ü KEGIATAN AWAL
PERIODESASI 2015-2017
Dalam kurun
waktu ± 3 bulan Kepengurusan ini sudah melakukan beberapa
program kegiatan maupun rekomendasi-rekomendasi yang diangkat dan diputuskan
dalam Rapat Ranting VIII antara lain :
Bidang
I : Rekapitulasi dan Pengelolaan Data Base Ranting, Rapat evaluasi Pengurus dan
Kerja Lanjut Gedung Sekretariat Ranting Talitakumi
Bidang II : Kunjungan
kepada anggota ranting yang pasif dan belum terlibat dalam kegiatan peribadatan
maupun kegiatan-kegiatan lainnya dengan dilibatkan unsur Majelis Pembina Bpk.
Kone Hully dan Ibu Ona Labetubun/L, Vikaris Gerson R. Solissa, S.Si Teol dan
Ketua Majelis GPM Jemaat Labuang Pdt. Ny. Erna Lessil/S, S.Si. adapun pelayanan
bagi Pengurus dan anggota ranting yang sakit.
Bidang III : Proses
peribadatan dilakukan pada jam 7 setiap hari kamis minggu berjalan.
Bidang
IV : adapun salah satu aksi yaitu ‘Vocal Grup Rantal’ yang selama ini dikatakan
suam-suam kuku ternyata memiliki jiwa-jiwa penyemangat dan mulai menunjukan
talenta-talenta yang dimiliki dalam bidang tarik suara. Serta melakukan
kegiatan PI dalam bentuk Aksi Sosial yang berlokasi di wilayah Fatsinan (kilometer 3) berupa pembuatan Jalan
dengan memakai bahan pohon kelapa untuk dijadikan jembatan sebagai sarana
transportasi kendaraan roda dua (2) dan pejalan kaki.
Bidang V : Demikian
juga dilakukan oleh bidang ‘Pencari Nafkah’ dengan berupa aksi dana untuk
memperkuat dana kass organisasi ranting.
Ada 2 (dua) versi Loyalitas secara
logika, pertama loyal terhadap tugas
dan tanggung jawab dan kedua loyal
kepada pimpinan, dari dua versi ini manakah yang paling dominan terjadi didalam
pribadi kita? dan manakah yang harus dikedepankan dalam kehidupan kita ?.
biarlah menjadi makna bagi kita sebagai Garam Dan Terang Dunia untuk menilai
versi mana yang harus kita prioritaskan sebagai wujud dari kepribadian kita
masing-masing.
Hal ini
membawa kita untuk menilai sifat dan karakter terhadap sebuah panggilan,
panggilan dari Tuhan merupakan sebuah PERINTAH yang harus di patuhi dan di
turuti serta di kerjakan sesuai kemampuan, oleh sebab itu kita pun akan tetap
dipercayakan untuk menjalankan panggilan itu sekalipun kita merasa tidak mampu
dan tidak punya waktu.
Berbagai dinamika organisasi Angkatan
Muda di Ranting Talitakumi yang dilalui bersama, adalah sebuah wujud nyata yang
menggambarkan eksistensi dan loyalitas dalam mempertahankan sebuah tujuan untuk
membina generasi muda GPM sebagai pewaris dan
penerus nilai-nilai injil agar memiliki ketahanan iman, iptek, sosio ekonomi,
sosio budaya dan sosio politik. untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam
kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menjadikan organisasi ini menjadi organisasi yang
mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Kepala Gereja, Tuhan atas sejarah bangsa-bangsa
dan alam semesta, Juru Selamat dunia.
Wujud
ini sekaligus menjadi tolak ukur untuk seluruh kader-kader Angkatan Muda secara
umum supaya tetap eksis dan mampu merancang dan merencanakan panggilan Tuhan
serta merasionalisasikan secara baik dan tertata, agar dapat menyeimbangkan
konteks kehidupan nyata yang selalu berdinamika.
Menjadi
motivasi awal dalam wadah organisasi biarlah dapat di lakukan sesuai Perintah
atau amanat Tuhan dalam melayani dan mengabdi kepada Yesus Kristus sebagai
Kepala Organisasi yang Agung. Yang mana segala sesuatu adalah merupakan hikmat
bagi kita jika kita ingin melayani dengan sungguh-sungguh kepadaNya, seperti syair lagu :
Melayani…melayani lebih sungguh
2x
Tuhan lebih dulu melayani
kepadaku
Melayani…melayani lebih sungguh
karena dengan
kesungguhan hati dalam melayani, yakin dan percaya segala sesuatu akan
ditambahkannya kepadamu.
Teriring salam dan doa kiranya Yesus Kristus Sang Kepala Organisasi
memberkati kita
dalam medan
gumul masing-masing
“Kae Sasi Tu Eglinan Junai”